Dunia tanpa batas, merupakan Dunia maya yang di ciptakan oleh manusia, yang kini kita kenal dengan nama Internet, tidak seperti dunia nyata, di sini kita bisa menjadi apapun, mencari apapun yang kita butuhkan, dan dapat mengaksesnya dengan mudah di manapun dan kapanpun, maka tidak heran jika tidak ada kata istirahat untuk Internet, kita bebas mengaksesnya pagi, siang sore, atau bahkan saat orang lain sedang terlelap tidurpun, kita tetap bisa masuk kedalam dunia yang maya ini. hal ini merupakan sebuah Inovasi Terbesar manusia sehingga kata pepatah bahwa Dunia tak selebar daun kelor itu ada benarnya, dan telah di buktikan oleh fasilitas yang di berikan oleh internet ini, karena di sini kita bisa terhubung dengan siapapun, baik orang yang pernah kita kenal ataupun orang yang ingin kita kenal, bahkan meskipun dia berada di belahan bumi manapun asalkan adanya kemampuan untuk mengakses internet di sana, dan semua itu telah terfasilitasi dengan adanya beberapa jejaring sosial, email dan semacamnya. dan beberapa manfaat Internetpun telah di dukung dengan berbagai macam perkembangan teknologi yang juga memudahkan kita untuk mengakses Dunia maya tersebut, baik lewat handphone, laptop, Komputer, dan beberapa perangkat teknologi canggih lainya, tentu dengan syarat harus terhubung dengan koneksi Internet.
Internet di ibaratkan bagaikan sebuah Pisau.
adakah yang tau apakah pisau lebih banyak memberikan manfaat atau malah lebih banyak menimbulkan masalah bagi manusia?
jawaban yang tepat adalah : TERGANTUNG.
tergantung siapa yang membawanya, misal : jika Pisau itu ada di tangan seorang juru masak, maka pisau itu akan menjadi sahabat baginya untuk mengolah makanan yang dia inginkan, namun sebaliknya, jika pisau itu berada di tangan seorang perampok, maka dia beralih fungsi menjadi alat bagi perampok itu untuk memberikan ancaman bagi orang lain. Begitu pula Internet, kita tidak bisa mengatakan bahwa Internet itu memberikan banyak dampak Negatif / Positif, karena itu juga tergantung dari orang yang mengaksesnya, contoh dampak negatif yang tidak asing lagi di sebabkan oleh Internet adalah adanya praktek-praktek Hacker atau adanya kebebasan dalam mengakses konten Porno di Internet. Memang jika kita mengakses Situs Porno tidak ada orang lain yang di rugikan secara langsung, tapi secara tidak sadar kita juga telah merusak moral diri kita sendiri dan bangsa kita, karena fakta menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pengakses Situs Porno Terbesar KEDUA di Dunia, memang ini menjadi sebuah prestasi dunia, tapi bukan prestasi yang membanggakan justru memalukan, karena Indonesia yang di kenal dengan negara berketuhanan tapi dalam kenyataannya tak ada rasa takut dari bangsanya akan bahaya kerusakan moral yang pastinya di terangkan dalam setiap ajaran Agama di Indonesia.
Beralih dari sisi Negatifnya, kita juga harus melihat bahwa tak sedikit pula manfaat yang dapat peroleh dari Dunia maya tersebut, contohnya : di sana kita bisa berbagi Informasi lewat Blog, ataupun lewat beberapa Forum Komunitas yang ada di sana, ataupun untuk melakukan beberapa rangkaian kegiatan bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan bagi kita, misalnya lewat toko online dan lain sebagainya, dan semua itu tanpa melihat usia, gender, ataupun fisik kita, selain itu lewat Internet kitapun juga bisa mencari beberapa Informasi yang kita butuhkan dengan cukup mengetikkan beberapa keyword di sebuah mesin pencari yang ada, seperti Google, yahoo, msn, dan masih banyak lagi
hanaya dalam hitungan detik, semua informasi yang kita butuhkan akan muncul, dengan demikian lewat internet kita tidak hanya mampu berbagi Ilmu dengan orang yang ada di sekitar kita atau hanya pada orang yang kita kenal, namun lewat Internet, kita bisa berbagi dengan siapa saja yang mengaksesnya di manapun dia berada, karena dengan berbagi lewat Internet secara tidak langsung kita telah berbagi pada Dunia.
Indonesia Peduli Pada Cyber-Education :
adanya minat bakat namun tanpa kesempatan fasilitas yang memadai, inilah yang menjadi pertimbangan dari MENDIKNAS, sehingga pada tahun 2010 muncul adanya ide untuk Penyediaan Internet massal di 15.700 sekolah, tentu kita tidak ingin jika di satu sisi bangsa indonesia menjadi masyarakat Intelektual, namun di sisi lain masih ada saudara kita yang masih belum melek IT, karena itulah dalam Program kerja 100 hari mendiknas, di susunlah sub program antara lain :
1. Pendampingan terhadap guru dan staf terkait untuk penyediaan infrastruktur internet yang sesuai dengan Quality of Service (QOS).
Infrastruktur internet yang sesuai Quality of Standardization (QOS) meliputi hardware, software dan jaringan. Sehingga seluruh sekolah mempunyai standar infrastruktur yang sama.
2. Pelatihan terhadap guru dan staf yang terkait agar dapat menggunakan internet untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Pelatihan ini ditujukan kepada sekolah-sekolah yang para guru dan staf terkait belum memiliki kemampuan menggunakan internet. Guru-guru yang dilatih tidak hanya guru teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melainkan seluruh guru bidang studi termasuk jajaran kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
3. Pelatihan terhadap guru dan staf yang terkait agar dapat menggunakan aplikasi pendukung internet dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Aplikasi pendukung ini bisa bermacam-macam, salah satu contohnya adalah penggunaan blog. Para guru bisa membuat blog untuk membagi materi pembelajarannya. Dan murid bisa mengakses materi belajar kapan saja. Dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami bisa ditanyakan melalui blog guru tersebut.
4. Pelatihan terhadap staf terkait mengenai maintenance dan troubleshooting infrastruktur internet untuk kesinambungan internet di sekolah. Maintenance dan troubleshooting ini menjadi sangat penting, karena setelah infrastruktur internet diimplementasikan, pasti mengalami gangguan.
5. Pelatihan dan Pendampingan terhadap pemakaian internet di sekolah untuk mencegah efek negatif internet seperti pornografi, dll.
6. Pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan aplikasi e-learning untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
7. Pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan dan mengakses perpustakaan online untuk mengatasi keterbatasan referensi belajar di perpustakaan sekolah, karena tidak semua sekolah memiliki perpustakaan yang representatif termasuk koleksi buku dan referensi-referensi yang ada didalamnya. Hal ini karena memang menyangkut pendanaan. Namun dengan fasilitas internet, hal ini bisa diatasi. Yakni dengan mengakses perpustakaan online yang dimiliki oleh sekolah lain atau universitas atau lembaga lainnya. Sehingga kesulitan referensi belajar sudah tidak menjadi kendala lagi. Pada tahap awal mungkin perlu dilatih untuk mengakses perpustakaan online, namun pada tahap selanjutnya tiap-tiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan perpustakaan online.
dalam sub program itu MENDIKNAS tidak hanya memberikan ilmu tentang Cyber-Education, namun juga memberikan cara untuk mencegah efek negatif yang di timbulkan oleh Internet, karena semua usaha untuk mengembangkan Pendidikan lewat internet justru dapat menjadi boomerang untuk merusak moral bangsa jika pemanfaatannya di salahgunakan hanya untuk mengakses hal-hal negatif yang terkandung di dalamnya.
Karena Itulah patut di syukuri bagi kita para peselancar dunia maya, yang telah memiliki banyak fasilitas pendukung untuk mengakses Internet dengan mudah dan murah, tidak seperti saudara kita di pelosok desa yang belum terjangkau perkembangan IT, sehingga merekapun tidak mengetahui bahwa ada dunia yang bisa memudahkan kehidupan mereka, baik dalam hal pembelajaran ataupun dalam hal berkomunikasi dengan orang yang jauh dengan mereka.
maka tidak etis rasanya jika di sana mereka masih berharap untuk memperoleh manfaat berinternet, namun di sisi lain kita di sini hanya memanfaatkannya hanya untuk sekedar melakukan hal yang tidak berarti, atau bahkan cenderung ke hal yang Negatif.
Semoga dengan adanya Kepedulian dari Pemerintah untuk mengembangkan Cyber-Education di Indonesia, banyak dari saudara-saudara kita yang mulai Melek IT, sehingga mampu berjuang bersama-sama untuk mengembangkan Kemajuan di Indonesia.
Sumber Gambar :
- http://images.google.com/( dengan sedikit editing tambahan dari Admin )
Sumber Referensi :
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/05/24/llowld-tifatul-efek-internet-tergantung-iman
- http://yusufxyz.wordpress.com/2010/01/11/program-100-hari-mendiknas-terkait-penyediaan-internet-secara-massal-sekolah/
Internet di ibaratkan bagaikan sebuah Pisau.
adakah yang tau apakah pisau lebih banyak memberikan manfaat atau malah lebih banyak menimbulkan masalah bagi manusia?
jawaban yang tepat adalah : TERGANTUNG.
tergantung siapa yang membawanya, misal : jika Pisau itu ada di tangan seorang juru masak, maka pisau itu akan menjadi sahabat baginya untuk mengolah makanan yang dia inginkan, namun sebaliknya, jika pisau itu berada di tangan seorang perampok, maka dia beralih fungsi menjadi alat bagi perampok itu untuk memberikan ancaman bagi orang lain. Begitu pula Internet, kita tidak bisa mengatakan bahwa Internet itu memberikan banyak dampak Negatif / Positif, karena itu juga tergantung dari orang yang mengaksesnya, contoh dampak negatif yang tidak asing lagi di sebabkan oleh Internet adalah adanya praktek-praktek Hacker atau adanya kebebasan dalam mengakses konten Porno di Internet. Memang jika kita mengakses Situs Porno tidak ada orang lain yang di rugikan secara langsung, tapi secara tidak sadar kita juga telah merusak moral diri kita sendiri dan bangsa kita, karena fakta menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pengakses Situs Porno Terbesar KEDUA di Dunia, memang ini menjadi sebuah prestasi dunia, tapi bukan prestasi yang membanggakan justru memalukan, karena Indonesia yang di kenal dengan negara berketuhanan tapi dalam kenyataannya tak ada rasa takut dari bangsanya akan bahaya kerusakan moral yang pastinya di terangkan dalam setiap ajaran Agama di Indonesia.
Beralih dari sisi Negatifnya, kita juga harus melihat bahwa tak sedikit pula manfaat yang dapat peroleh dari Dunia maya tersebut, contohnya : di sana kita bisa berbagi Informasi lewat Blog, ataupun lewat beberapa Forum Komunitas yang ada di sana, ataupun untuk melakukan beberapa rangkaian kegiatan bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan bagi kita, misalnya lewat toko online dan lain sebagainya, dan semua itu tanpa melihat usia, gender, ataupun fisik kita, selain itu lewat Internet kitapun juga bisa mencari beberapa Informasi yang kita butuhkan dengan cukup mengetikkan beberapa keyword di sebuah mesin pencari yang ada, seperti Google, yahoo, msn, dan masih banyak lagi
hanaya dalam hitungan detik, semua informasi yang kita butuhkan akan muncul, dengan demikian lewat internet kita tidak hanya mampu berbagi Ilmu dengan orang yang ada di sekitar kita atau hanya pada orang yang kita kenal, namun lewat Internet, kita bisa berbagi dengan siapa saja yang mengaksesnya di manapun dia berada, karena dengan berbagi lewat Internet secara tidak langsung kita telah berbagi pada Dunia.
Indonesia Peduli Pada Cyber-Education :
adanya minat bakat namun tanpa kesempatan fasilitas yang memadai, inilah yang menjadi pertimbangan dari MENDIKNAS, sehingga pada tahun 2010 muncul adanya ide untuk Penyediaan Internet massal di 15.700 sekolah, tentu kita tidak ingin jika di satu sisi bangsa indonesia menjadi masyarakat Intelektual, namun di sisi lain masih ada saudara kita yang masih belum melek IT, karena itulah dalam Program kerja 100 hari mendiknas, di susunlah sub program antara lain :
1. Pendampingan terhadap guru dan staf terkait untuk penyediaan infrastruktur internet yang sesuai dengan Quality of Service (QOS).
Infrastruktur internet yang sesuai Quality of Standardization (QOS) meliputi hardware, software dan jaringan. Sehingga seluruh sekolah mempunyai standar infrastruktur yang sama.
2. Pelatihan terhadap guru dan staf yang terkait agar dapat menggunakan internet untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Pelatihan ini ditujukan kepada sekolah-sekolah yang para guru dan staf terkait belum memiliki kemampuan menggunakan internet. Guru-guru yang dilatih tidak hanya guru teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melainkan seluruh guru bidang studi termasuk jajaran kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
3. Pelatihan terhadap guru dan staf yang terkait agar dapat menggunakan aplikasi pendukung internet dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Aplikasi pendukung ini bisa bermacam-macam, salah satu contohnya adalah penggunaan blog. Para guru bisa membuat blog untuk membagi materi pembelajarannya. Dan murid bisa mengakses materi belajar kapan saja. Dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami bisa ditanyakan melalui blog guru tersebut.
4. Pelatihan terhadap staf terkait mengenai maintenance dan troubleshooting infrastruktur internet untuk kesinambungan internet di sekolah. Maintenance dan troubleshooting ini menjadi sangat penting, karena setelah infrastruktur internet diimplementasikan, pasti mengalami gangguan.
5. Pelatihan dan Pendampingan terhadap pemakaian internet di sekolah untuk mencegah efek negatif internet seperti pornografi, dll.
6. Pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan aplikasi e-learning untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
7. Pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan dan mengakses perpustakaan online untuk mengatasi keterbatasan referensi belajar di perpustakaan sekolah, karena tidak semua sekolah memiliki perpustakaan yang representatif termasuk koleksi buku dan referensi-referensi yang ada didalamnya. Hal ini karena memang menyangkut pendanaan. Namun dengan fasilitas internet, hal ini bisa diatasi. Yakni dengan mengakses perpustakaan online yang dimiliki oleh sekolah lain atau universitas atau lembaga lainnya. Sehingga kesulitan referensi belajar sudah tidak menjadi kendala lagi. Pada tahap awal mungkin perlu dilatih untuk mengakses perpustakaan online, namun pada tahap selanjutnya tiap-tiap sekolah diharapkan dapat mengembangkan perpustakaan online.
dalam sub program itu MENDIKNAS tidak hanya memberikan ilmu tentang Cyber-Education, namun juga memberikan cara untuk mencegah efek negatif yang di timbulkan oleh Internet, karena semua usaha untuk mengembangkan Pendidikan lewat internet justru dapat menjadi boomerang untuk merusak moral bangsa jika pemanfaatannya di salahgunakan hanya untuk mengakses hal-hal negatif yang terkandung di dalamnya.
Karena Itulah patut di syukuri bagi kita para peselancar dunia maya, yang telah memiliki banyak fasilitas pendukung untuk mengakses Internet dengan mudah dan murah, tidak seperti saudara kita di pelosok desa yang belum terjangkau perkembangan IT, sehingga merekapun tidak mengetahui bahwa ada dunia yang bisa memudahkan kehidupan mereka, baik dalam hal pembelajaran ataupun dalam hal berkomunikasi dengan orang yang jauh dengan mereka.
maka tidak etis rasanya jika di sana mereka masih berharap untuk memperoleh manfaat berinternet, namun di sisi lain kita di sini hanya memanfaatkannya hanya untuk sekedar melakukan hal yang tidak berarti, atau bahkan cenderung ke hal yang Negatif.
Semoga dengan adanya Kepedulian dari Pemerintah untuk mengembangkan Cyber-Education di Indonesia, banyak dari saudara-saudara kita yang mulai Melek IT, sehingga mampu berjuang bersama-sama untuk mengembangkan Kemajuan di Indonesia.
Sumber Gambar :
- http://images.google.com/( dengan sedikit editing tambahan dari Admin )
Sumber Referensi :
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/05/24/llowld-tifatul-efek-internet-tergantung-iman
- http://yusufxyz.wordpress.com/2010/01/11/program-100-hari-mendiknas-terkait-penyediaan-internet-secara-massal-sekolah/
Mantap nih tulisannya...
BalasHapusEmank salah satu sisi lain internet, ya sisi negatifnya...
Seperti pedang...
O'iya, selamat ya, baru dapet juara 2. :)
Ini ada jg tulisan terkait di blog-ku: http://0sprey.wordpress.com/2011/07/09/cyber-education-berbasis-open-source-untuk-investasi-masa-depan-indonesia/
bener banget bro..
BalasHapusSelamat Juga ya bro, dapet juara 3 :)